Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Mutasi atau Kesalahan Aklimatisasi?

Written By Us[e] on Jumat, 27 September 2013 | 01.07

Mutasi atau Kesalahan Aklimatisasi? 



Istilah mutasi begitu populer di kalangan Anthuriumania. Sedikit ada berubah saja, vonisnya sudah mutasi. Bahkan daun yang tadinya melebar jadi memanjang karena proses perlakuan sudah disebut mutasi. Padahal, perbedaan bentuk hanya karena perbedaan kondisi iklim saja.


Benarkah semua itu karena proses mutasi? Yang disebut mutasi sebenarnya adalah sebuah proses biologis yang umumnya bersangkut dengan masalah genotype. Sedangkan yang sudah terlanjur disebut mutasi kebanyakan adalah sebuah proses fenotype. Kenampakan fisik yang rada berubah dibanding tanaman sejenis/spesies. Perubahan itu disebabkan oleh perlakuan tanaman bersangkutan.

Misalnya karena kondisi klimat yang berbeda dari habitat aslinya. Tak usah jauh-jauh membandingkan dengan kondisi klimat di habitatnya di Amerika Selatan sana. Namun bisa jadi perbedaan kondisi klimat dengan sewaktu kecambah (bibitan) dengan saat dibesarkan.

Semisal, bibitan tersebut dikecambahkan di Bogor yang sejuk hingga berusia sekitar dua bulan. Kemudian dibawa ke Jakarta dan dibesarkan di dataran yang berhawa relatif panas tersebut. Maka tanaman bersangkutan akan nampak berbeda dengan "saudara sekandungnya" yang tetap berdiam dan dibesarkan di Bogor.

Itulah kenapa Anthuriumania harus mengetahui tiap jenis Anthurium yang memerlukan kondisi klimat yang berbeda. Demikian juga dengan media tanam dan unsur hara yang dibutuhkan.

Beberapa Anthuriumania yang secara geografi dan topologi berbeda, memungkinkan perlakuan yang berbeda apabila dibiakkan di suatu tempat yang sama. Misalnya Anthurium pedathum yang berasal dari Columbia, memerlukan suhu lingkungan antara 10-11 derajat Celsius dengan penyinaran shade to shade.

Sedangkan Anthurium standleyi yang berasal dari Brazil memerlukan suhu lingkungan 20-24 derajat Celsiun sunset dan tidak boleh ditanam terlalu dalam. Ini menandakan bahwa untuk mendapatkan hasil yang alami diperlukan klimatisasi dan ini memerlukan waktu yang lama.

Proses adaptasi yang lama itu kemudian memang memunculkan sekian banyak bentuk. Padahal, jangankan yang hybrid. Yang spesies-pun juga masih memungkinkan untuk berubah dari bentuk asalnya saat ditanam di iklim yang berbeda.

Wajar bila dalam perjalanannya banyak muncul aneka kultivar jemani atau hookeri yang sebetulnya masih satu spesies atau hybrid. Pemunculan fenotype itu kemudian disebut karena mutasi. Dan bahkan muncul pula dengan sekian banyak nama yang berbeda.

Mutasi atau Kesalahan Aklimatisasi?