Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Anthurium VS Spathiphyllum

Written By Us[e] on Jumat, 27 September 2013 | 20.23

"Eksplorasi Tak Terbatas" Araceae
Anthurium VS Spathiphyllum
Pernyataan tersebut agak ganjil terdengar, lainnya ibarat warga kelas dua di Indonesia. Namun, ketika ditelaah, ibarat dua sisi mata uang, mereka sebenarnya bisa menjadi satu kesatuan yang memperkaya hybrida keluarga araceae. Pertanyaannya, dalam wujud apa?

Sebelum memulai ini semua, ada baiknya bila mengetahui keluarga Araceae mempunyai pasukan tangguh di dunia hobi dan komersialitas tanaman hias. Mulai dari Anthurium, orang bule menyebutnya "Bunga Flamingo". Spathiphyllum, Aglaonema, Zamioculcas zamiifolia sampai Philodendron.


Ketika orang sibuk dengan trend Anthurium dan sejenak melupakan famili lainnya. Ide untuk memperoleh varia baru dari hasil persilangan beda bentk tersebut dapat dilihat dari perilaku gemar mengawinkan tongkol jemani, hookeri dengan andreanum (Anthurium bunga) sampai crystallinum (kuping gajah).

Lantas apa bisa kita menjadi mak comblang Anthurium dengan Spathiphyllum, dalam hal ini masalah "penggabungan" tongkol (spadiks)? Dengan catatan, ada beberapa jenis si spathi yang lama berbuah, sehingga lebih banyak diperbanyak melalui jalan vegetatif alias split.

Sebenarnya mungkin saja, mengingat mereka masih satu keluarga. terlebih, peneliti yang terdiri dari Akademisi dan Ahli Botani Amerika Serikat telah melakukan tes terhadap "penghuni rumah araceae" tersebut.
 
Lewat pembuktian tes DNA sampai uji karbon dari sejumlah kultivar baik Aglaonema, Anthurium sampai Spathiphyllum. Lantas dibukukan dalam sebuah jurnal yang telah diterbitkan tahun 1970-an.

Dari sekian banyak data, mayoritas dituliskan dalam bahasa dan angka ilmiah. Disebutkan, 89% masing-masing memang benar masih saudara kandung. Jadi dasar legalitas untuk mengawinkan "bunga flamingo" dengan Spathiphyllum itu ada dan bisa dipegang masing-masing penghobi.

Bunga Jadi Obyek Sasaran
Penyilang anggrek yang tinggal di kawasan Prigen Pandaan. Menyatakan, tangkai daun Spathiphyllum mempunyai bibir lebih lebar dibanding Anthurium, kedudukan susunan daun lebih rapat, sedang struktur daun pada umumnya bergelombang.
Inilah yang diharapkan penyilang untuk menurunkan gelombang yang teratur susunannya. Umumnya daun Spathiphyllum lebih tipis dibanding Anthurium. Di Amerika, Belanda sudah memakainya sebagai bahan silangan dan sebagian besar hybridnya cenderung agak tipis tapi mempunyai gelombang daun dan urat daun seperti pada Spathiphyllum.

Mereka menyilang bukan diutamakan ke bentuk daun tetap ke bunga dan berupaya menurunkan harumnya untuk keperluan bunga potong. Tapi kayaknya belum berhasil dan saat ini mereka terus mencoba sampai mendapatkan apa yang ia inginkan.


"Eksplorasi Tak Terbatas" Araceae
Anthurium VS Spathiphyllum