Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Fungsi Manfaat Dari Tanaman Hias Anthurium

Written By Us[e] on Minggu, 28 Desember 2014 | 02.45



Selain segar dipandang dan menyehatkan ruang, anthurium konon juga bisa menjadi investasi.

Yang dinikmati dari tanaman hias tidak mesti bunganya tapi bisa juga daunnya, karena ada tanaman yang hanya berupa daun tanpa kembang. Daya tariknya terletak pada bentuk, warna, dan komposisi daunnya. Anda bisa melihatnya antara lain pada philodendron, aglonema, atau anthurium.

Setelah beberapa waktu lalu tergila-gila dengan aglonema yang memiliki paduan warna daun hijau-putih atau hijau-pink, kini orang beralih ke anthurium. Anthurium adalah tanaman hias dari Amerika Selatan yang iklimnya serupa dengan negara-negara di Asia Tenggara. Karena itu Thailand dan Indonesia gencar membudidayakannya.

Jenmanii
Anthurium tersohor sejak akhir 2006 karena daunnya yang besar dan kokoh dengan warna hijau. Ada anthurium hookeri dengan daun panjang dan lebar, anthurium gelombang cinta dengan daun banyak gelombang, anthurium keris dengan daun panjang-panjang dan bergelombang seperti keris, dan yang paling banyak dicari: anthurium jenmanii.

“Jenmanii banyak dicari karena walaupun satu jenis, struktur tulang daunnya berbeda-beda,” kata Des Dartiman, pemilik Daun-ku Nursery. Misalnya, anthurium jenmanii pagoda kol. Komposisi daunnya mirip pagoda, sedangkan strukturnya serupa kol. Ada pula anthurium jenmanii kobra dengan bentuk daun mirip ular kobra.




Selain kedua jenis itu, ada anthurium jenmanii sawi, jenmanii kol, jenmanii tanduk, jenmanii black, jenmanii oval, dan black beauty. Untuk mendapatkan anthurium jenmanii Anda bisa membeli benihnya seharga Rp225 ribu – Rp2,5 juta/butir tergantung jenisnya. Benih anthurium jenmanii kobra misalnya, dibanderol Rp800 ribu/butir. “Tapi, umumnya anthurium dijual sudah dalam bentuk tanaman berdaun,” ujarnya.

Segar sehat

Anthurium dengan daun yang sudah terbentuk struktur dan komposisinya umumnya berusia 1,5 tahun. Harganya bervariasi tergantung jenisnya. Anthurium hookeri tulang ikan misalnya, sekitar Rp2 juta/pot. Yang lebih murah anthurium wave of love (gelombang cinta), Rp800 ribu/pot. Ada juga anthurium yang dijual dengan hitungan per daun sekitar Rp2,5 juta, yaitu anthurium jenmanii variegata.

Kesan sejuk dan segar yang terpancar dari daunnya merupakan manfaat anthurium untuk mata. Tanaman ini juga menyehatkan ruangan karena menghasilkan oksigen dan menghirup karbondioksida. Anthurium dapat ditaruh di dalam dan di luar ruangan. Di luar ruang letakkan di teras namun jangan terkena matahari langsung.

Anthurium hanya bisa terkena 40 persen sinar matahari. Bila ingin menanam di halaman, tanam di bawah pohon rindang. Kalau ditaruh di pot, media tanamnya adalah kompos, unsur hara, dan pakis. Pakis akan membuat warna daunnya makin bagus. Tanaman cukup disiram sekali sehari. Kalau media tanamnya masih cukup basah, satu kali dua hari.

Investasi

Jangan biarkan air mengambang di media tanam atau terlalu basah, karena membuat batang dan akar anthurium membusuk. Anthurium yang ditaruh di dalam ruangan seminggu sekali harus disinari matahari. Yang paling baik sinar matahari pagi sampai kira-kira pukul sembilan. Daun yang sudah tua digunting di pangkal batangnya.

Budi daya anthurium dengan cara menuai benih dari tongkolnya dan menanamnya. Pertumbuhan anthurium lamban. Dari benih hingga berdaun dengan struktur sudah terbentuk butuh 9 bulan – 1,5 tahun.

Mahalnya harga anthurium tidak menghalangi orang menggilainya. “Soalnya, kalau sudah keluar tongkolnya, ibaratnya kita sudah punya ATM,” kata Des. Tongkol akan keluar setelah anthurium berusia di atas tiga tahun dengan panjang sekitar 25 cm. Setiap tongkol diprediksi mengandung 1.000 benih. Dengan harga minimal Rp50 ribu/biji, Anda sudah mendapat Rp50 juta. Jangan heran banyak penghobi memburu anthurium.

Beberapa bulan yang lalu, Rudi membeli jenmanii cobra remaja dengan harga Rp 3 juta. Sebagai penghobi pemula, Rudi mengaku masih bingung apa yang harus dilakukan dan apa yang tak harus ia lakukan. Dalam hal itu, metode perawatan yang diketahuinya sangat minim. Baginya, mungkin penyiraman dan pemupukan sudah cukup memanjakan anthuriumnya.

Namun beberapa minggu berselang, bukan keindahan yang ia dapatkan, justru kesuraman daun mulai terlihat. Daun yang semula hijau, lambat laun kian menguning dan keriting. Melihat kejadian itu, Rudi pun panik. Seakan tak tahu apa yang ia lakukan, intensitas penyiraman dan pemupukan pun malah ditambah, demi memenuhi kebutuhan nutrisi tanamannya itu.

Sialnya, bukan kesembuhan dan kesegaran yang ia dapat, beberapa bulan berselang, daun anthuriumnya mulai berubah kuning solid dan akhirnya berguguran. Rasa kecewa jelas terpancar di wajahnya. Pasalnya, bukan harga yang ia sesalkan, harapan agar tanamanya tumbuh besar dan sempurna tak bisa diraih. Jangankan tumbuh bagus, mencapai daun tujuh pun tanamannya tak mampu bertahan.


Masalah yang dihadapi Rudi itu mungkin pernah juga Anda alami. Terutama bagi Anda yang baru beberapa bulan menggandrungi si raja daun asal Brasil ini. Kurangnya pengetahuan tentang pola perawatan hingga intensitas penyiraman dan pemupukan, membuat harapan yang besar pada anthurium jadi sesuatu yang mengecewakan. Bahkan mahalnya harga, tak jarang membuat seseorang jadi paranoid terhadap perawatan.