Di Indonesia tidak kurang terdapat 7 jenis anthurium, yaitu
Anthurium cyrstalinum (kuping gajah), Anthurium pedatoradiatum (wali songo),
Anthurium andreanum, Anthurium rafidooa, Anthurium hibridum (lidah gajah),
Anthurium makrolobum dan Anthurium scherzerianum.
Anthurium dapat diperbanyak dengan 2 cara, yaitu generatif
(biji) dan vegetatif (stek).
1. Perbanyakan dengan cara generatif (biji)
Tanaman anthurium memiliki 2 macam bunga (Gambar 1) yaitu
bunga jantan dan bunga betina. Bunga jantan ditandai oleh adanya benang sari,
sedangkan bunga betina ditandai oleh adanya lendir. Biji diperoleh dengan
menyilangkan bunga jantan dan bunga betina.
Dengan menggunakan jentik, bunga sari diambil dan dioleskan
sampai rata di bagian lendir pada bunga betina. Sekitar 2 bulan kemudian, bunga
yang dihasilkan sudah masak, di dalamnya terdapat banyak biji anthurium.
Biji-biji tersebut di kupas, dicuci sampai bersih dan diangin-anginkan,
kemudian ditabur pada medium tanah halus. Persemaian ditempatkan pada kondisi
lembab dan selalu disiram.
2. Perbanyakan dengan cara vegetatif (stek)
Ada 2 cara perbanyakan secara vegetatif, yaitu stek batang
dan stek mata tunas. Cara perbanyakan dengan stek batang adalah memotong bagian
atas tanaman (batang) dengan menyertakan 1 – 3 akar, bagian atas tanaman ‘yang
telah dipotong kemudian ditanam, pada medium tumbuh yang telah disiapkan.
Sebaliknya perbanyakan dengan mata tunas adalah mengambil satu mata pada
cabang, kemudian menanam mata tunas pada medium tumbuh yang telah disiapkan.
• Penyiapan Medium Tumbuh
Berdasarkan kegunaannya, medium tumbuh dibagi menjadi 2
macam, yaitu medium tumbuh untuk persemaian dan untuk tanaman dewasa. Medium
tumbuh terdiri dari campuran humus, pupuk kandang dan pasir kali. Humus atau
tanah hutan dan pupuk kandang yang sudah jadi di ayak dengan ukuran ayakan 1
cm, sedangkan pasir kali di ayak dengan ukuran ayakan 3 mm.
Humus, pupuk kandang dan pasir kali yang telah di ayak,
dicampur dengan perbandingan 5 : 5 : 2. Untuk persemaian, medium tumbuh perlu
disterilkan dengan cara mengukus selama satu jam.
• Penyiapan Pot
Untuk menanam bunga anthurium, dapat digunakan pot tanah,
pot plastik atau pot straso. Pot yang paling baik adalah pot tanah karena
memiliki banyak pori-pori yang dapat meresap udara dari luar pot. Apabila
digunakan pot yang masih baru, pot perlu direndam dalam air selama 10 menit.
Bagian bawah pot diberi pecahan genting/pot yang melengkung, kemudian di
atasnya diberi pecahan batu merah setebal 1/4 tinggi pot. Medium tumbuh berupa
campuran humus, pupuk kandang dan pasir kali dimasukkan dalam pot
• Pemeliharaan
Setelah tanam, tanaman dipelihara dengan menyiram 1 – 2 kali
sehari. Daun yang sudah tua atau rusak karena hama dan penyakit, dipotong agar
tanaman tampak bersih dan menarik. Sebaiknya tanaman ini dipelihara di tempat
teduh karena tanaman tidak tahan sinar matahari langsung.
Budidaya Tanaman Anggrek
Sumber : http://www.deptan.go.id/ditlinhorti/
Secara alami anggrek (Famili Orchidaceae) hidup epifit pada
pohon dan ranting-ranting tanaman lain, namun dalam pertumbuhannya anggrek
dapat ditumbuhkan dalam pot yang diisi media tertentu. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman, seperti faktor lingkungan, antara lain sinar
matahari, kelembaban dan temperatur serta pemeliharaan seperti : pemupukan,
penyiraman serta pengendalian OPT.
Pada umumnya anggrek-anggrek yang dibudidayakan memerlukan
temperatur 28 + 2° C dengan temperatur minimum 15° C. Anggrek tanah pada
umumnya lebih tahan panas dari pada anggrek pot. Tetapi temperatur yang tinggi
dapat menyebabkan dehidrasi yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
Kelembaban nisbi (RH) yang diperlukan untuk anggrek berkisar
antara 60–85%. Fungsi kelembaban yang tinggi bagi tanaman antara lain untuk menghindari
penguapan yang terlalu tinggi. Pada malam hari kelembaban dijaga agar tidak
terlalu tinggi, karena dapat mengakibatkan busuk akar pada tunas-tunas muda.
Oleh karena itu diusahakan agar media dalam pot jangan terlampau basah.
Sedangkan kelembaban yang sangat rendah pada siang hari dapat diatasi dengan
cara pemberian semprotan kabut (mist) di sekitar tempat pertanaman dengan
bantuan sprayer.
Berdasarakan pola pertumbuhannya, tanaman anggrek dibedakan
menjadi dua tipe yaitu, simpodial dan monopodial. Anggrek tipe simpodial adalah
anggrek yang tidak memiliki batang utama, bunga ke luar dari ujung batang dan
berbunga kembali dari anak tanaman yang tumbuh. Kecuali pada anggrek jenis
Dendrobium sp. yang dapat mengeluarkan tangkai bunga baru di sisi-sisi batangnya.
Contoh dari anggrek tipe simpodial antara lain : Dendrobium sp., Cattleya sp.,
Oncidium sp. dan Cymbidium sp. Anggrek tipe simpodial pada umumnya bersifat
epifit.
Anggrek tipe monopodial adalah anggrek yang dicirikan oleh
titik tumbuh yang terdapat di ujung batang, pertumbuhannnya lurus ke atas pada
satu batang. Bunga ke luar dari sisi batang di antara dua ketiak daun. Contoh
anggrek tipe monopodial antara lain : Vanda sp., Arachnis sp., Renanthera sp.,
Phalaenopsis sp., dan Aranthera sp.
Habitat tanaman anggrek dibedakan menjadi 4 kelompok sebagai
berikut :
• Anggrek epifit, yaitu anggrek yang tumbuh menumpang pada
pohon lain tanpa merugikan tanaman inangnya dan membutuhkan naungan dari cahaya
matahari, misalnya Cattleya sp. memerlukan cahaya +40%, Dendrobium sp. 50–60%,
Phalaenopsis sp. + 30 %, dan Oncidium sp. 60 – 75 %.
• Anggrek terestrial, yaitu anggrek yang tumbuh di tanah dan
membutuhkan cahaya matahari langsung, misalnya Aranthera sp., Renanthera sp.,
Vanda sp. dan Arachnis sp.
Tanaman anggrek terestrial membutuhkan cahaya matahari 70 –
100 %, dengan suhu siang berkisar antara 19 – 380C, dan malam hari 18–210C.
Sedangkan untuk anggrek jenis Vanda sp. yang berdaun lebar memerlukan sedikit
naungan.
• Anggrek litofit, yaitu anggrek yang tumbuh pada
batu-batuan, dan tahan terhadap cahaya matahari penuh, misalnya Dendrobium
phalaenopsis.
• Anggrek saprofit, yaitu anggrek yang tumbuh pada media
yang mengandung humus atau daun-daun kering, serta membutuhkan sedikit cahaya
matahari, misalnya Goodyera sp.
B. PERSILANGAN
Persilangan ditujukan untuk mendapatkan varietas baru dengan
warna dan bentuk yang menarik, mahkota bunga kompak dan bertekstur tebal
sehingga dapat tahan lama sebagai bunga potong, jumlah kuntum banyak dan tidak
ada kuntum bunga yang gugur dini akibat kelainan genetis serta produksi bunga
tinggi. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang diharapkan,
sebaiknya dan seharusnya pedoman persilangan perlu dikuasai, antara lain :
sebaiknya dan seharusnya pedoman persilangan perlu dikuasai, antara lain :
• Persilangan sebaiknya dilakukan pada pagi hari setelah
penyiraman. Kuntum bunga dipilih yang masih segar atau setelah membuka penuh.
• Sebagai induk betina dipilih yang mempunyai bunga yang
kuat, tidak cepat layu atau gugur.
• Mengetahui sifat-sifat kedua induk tanaman yang akan
disilangkan, agar memberikan hasil yang diharapkan, misalnya sifat dominasi
yang akan terlihat atau muncul pada turunannya seperti : warna, bentuk, dan
lain-lain.
• Bunga tidak terserang OPT terutama pada polen dan stigma.
• Setiap mendapatkan varietas baru yang baik, sebaiknya
didaftarkan pada “Royal Horticultural Society” di London, dengan mengisi
formulir pendaftaran anggrek hibrida dengan beberapa persyaratan lainnya.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan penyerbukan
(polinasi) adalah sebagai berikut :
• Sediakan sehelai kertas putih dan sebatang lidi kecil atau
tusuk gigi atau sejenisnya yang bersih.
• Cap polinia yang terdapat pada ujung column dibuka, dimana
akan terlihat di dalamnya polinia yang berwarna kuning.
• Ujung lidi/tusuk gigi dibasahi dengan cairan yang ada di
dalam lubang putih atau dengan sedikit air.
• Polinia diambil dengan hati-hati. Pegang kertas putih
sebagai wadah di bawah bunga untuk menghindari bila polinia jatuh pada waktu
diambil.
• Polinia kemudian dimasukkan ke dalam stigma (kepala
putik).
• Beri label yang diikatkan pada tangkai kuntum (pedicel)
bunga yang berisi catatan tentang tanggal penyerbukan dan nama bunga yang
diambil polinianya.
Beberapa hari kemudian bunga yang telah diserbuki akan layu.
Apabila penyerbukan berhasil, dan bila tidak ada OPT, maka bakal buah tersebut
akan terus berkembang menjadi buah. Buah anggrek ada yang masak setelah tiga
bulan sampai enam bulan atau lebih. Buah yang masak akan merekah dengan
dicirikan adanya perubahan warna buah dari hijau menjadi hijau
kekuning-kuningan.
Dalam memilih biji anggrek yang akan disemaikan dalam botol
perlu diperhatikan sebagai berikut :
• Biji yang berwarna keputih-putihan dan kosong adalah biji
yang kurang baik.
• Biji yang baik yaitu yang bulat penuh berisi, berwarna
kuning atau kecoklat-coklatan